Frontend Pemula? Jangan Lakukan 5 Kesalahan Ini Agar Website Optimal

Memasuki dunia frontend development memang seru sekaligus menantang. Banyak hal baru yang perlu dipelajari, mulai dari HTML, CSS, hingga JavaScript dan berbagai framework-nya. Namun, dalam perjalanan belajar tersebut, para pemula seringkali melakukan beberapa kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari. Mengetahui kesalahan ini lebih awal akan membantu Anda membangun fondasi yang lebih kuat dan menghasilkan kode yang lebih baik, serta website yang lebih optimal baik bagi pengguna maupun mesin pencari (SEO).

Berikut adalah 5 kesalahan umum yang sering dilakukan pemula frontend beserta cara menghindarinya:

HTML bukan hanya tentang menyusun elemen agar tampil di peramban. Lebih dari itu, HTML memiliki makna semantik yang penting.

Kesalahan Umum

Banyak pemula terjebak menggunakan elemen <div> dan <span> secara berlebihan untuk segala keperluan tata letak dan pembungkusan konten, tanpa memperhatikan makna dari konten itu sendiri. Misalnya, menggunakan <div> untuk judul, navigasi, atau footer.

Dampaknya
  • Aksesibilitas Buruk
    Pembaca layar (screen readers) yang digunakan oleh pengguna dengan disabilitas visual akan kesulitan memahami struktur dan hierarki konten.
  • SEO Kurang Optimal
    Mesin pencari seperti Google menggunakan tag semantik untuk memahami konteks konten halaman Anda. Penggunaan tag yang tidak tepat dapat mengurangi visibilitas halaman.
  • Kode Sulit Dipelihara
    Kode menjadi kurang terbaca dan sulit dipahami oleh rekan tim atau bahkan diri sendiri di kemudian hari.
Cara Menghindarinya
  • Pelajari dan Gunakan Tag Semantik
    Manfaatkan tag HTML5 seperti <header>, <footer>, <nav>, <article>, <section>, <aside>, dan <main> sesuai dengan fungsi dan makna konten yang dibungkusnya.
  • Gunakan <H1> hingga <H6> untuk Hierarki Judul
    Pastikan ada satu <H1> per halaman untuk judul utama, dan gunakan <H2>, <H3>, dan seterusnya secara berurutan untuk subjudul.
  • Pikirkan “Makna”, Bukan Hanya “Tampilan”
    Sebelum menulis tag, tanyakan pada diri sendiri, “Apa makna dari bagian konten ini?”

Baca Juga:

CSS adalah kunci untuk tampilan visual website. Namun, tanpa pemahaman yang benar tentang konsep dasarnya, menata elemen bisa menjadi mimpi buruk.

Kesalahan Umum
  • Kebingungan mengatur jarak dan ukuran elemen karena belum memahami properti padding, border, dan margin dalam CSS Box Model.
  • Terlalu sering menggunakan !important untuk “memaksa” style tertentu berlaku, tanpa memahami kenapa style sebelumnya tidak berjalan. Ini seringkali disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang CSS Specificity (bagaimana peramban memutuskan style mana yang akan diterapkan jika ada konflik).
Dampaknya
  • Tata Letak Berantakan
    Elemen tumpang tindih atau memiliki jarak yang tidak sesuai harapan.
  • Kode CSS Sulit Dikelola
    Penggunaan !important yang berlebihan membuat stylesheet sulit di-debug dan dipelihara. Perubahan kecil di satu tempat bisa merusak tampilan di tempat lain.
Cara Menghindarinya
  • Pahami CSS Box Model
    Pelajari bagaimana content, padding, border, dan margin saling berinteraksi dan memengaruhi ukuran total sebuah elemen. Gunakan browser developer tools untuk memvisualisasikannya.
  • Pelajari CSS Specificity
    Pahami hierarki selektor CSS (ID lebih spesifik dari class, class lebih spesifik dari tag). Hindari penggunaan !important sebisa mungkin dan atasi konflik style dengan membuat selektor yang lebih spesifik atau mengatur urutan stylesheet.
  • Gunakan Metode Penamaan Kelas yang Konsisten
    Metode seperti BEM (Block, Element, Modifier) dapat membantu mengelola specificity dan membuat kode CSS lebih terstruktur.

JavaScript memberikan interaktivitas pada website, namun kode yang berantakan bisa menjadi sumber masalah besar.

Kesalahan Umum

  • Menulis semua kode JavaScript dalam satu file besar tanpa modularisasi.
  • Penggunaan variabel global secara berlebihan yang bisa menyebabkan konflik.
  • Duplikasi kode karena tidak menggunakan fungsi untuk tugas yang berulang.
  • Manipulasi DOM yang tidak efisien.
Dampaknya
  • Kode Sulit Dibaca dan Di-debug: Semakin besar proyek, semakin sulit melacak kesalahan.
  • Performa Buruk: Manipulasi DOM yang berlebihan dan tidak efisien dapat membuat website terasa lambat.
  • Kesulitan Kolaborasi: Rekan tim akan kesulitan memahami dan melanjutkan kode Anda.
Cara Menghindarinya
  • Gunakan Fungsi
    Pecah kode menjadi fungsi-fungsi kecil yang bertanggung jawab atas satu tugas spesifik.
  • Hindari Variabel Global
    Gunakan scope lokal (misalnya, dengan let dan const di dalam fungsi atau blok) untuk menghindari konflik nama.
  • Pelajari Konsep Modularisasi
    Pahami cara mengimpor dan mengekspor modul untuk mengorganisir kode.
  • Efisiensikan Manipulasi DOM:
    Kelompokkan perubahan DOM jika memungkinkan, atau gunakan teknik seperti event delegation.
  • Komentari Kode Anda
    Berikan komentar untuk menjelaskan bagian kode yang kompleks atau logika tertentu.

Saat ini, pengguna mengakses website dari berbagai ukuran layar, mulai dari smartphone, tablet, hingga monitor desktop besar.

Kesalahan Umum

Mendesain dan mengembangkan website hanya dengan mempertimbangkan tampilan di satu ukuran layar (biasanya desktop), sehingga tampilan menjadi berantakan atau sulit digunakan pada gawai lain.

Dampaknya

  • Pengalaman Pengguna (UX) Buruk
    Pengguna akan frustrasi jika harus melakukan zoom in-out atau scroll horizontal secara berlebihan di perangkat seluler.
  • Peringkat SEO Menurun
    Google memprioritaskan website yang mobile-friendly. Website yang tidak responsif berisiko mendapatkan peringkat lebih rendah.
  • Tingkat Pentalan (Bounce Rate) Tinggi
    Pengguna cenderung meninggalkan website yang sulit diakses di perangkat mereka.
Cara Menghindarinya
  • Terapkan Prinsip Mobile-First
    Rancang tampilan untuk perangkat seluler terlebih dahulu, baru kemudian adaptasikan untuk layar yang lebih besar.
  • Gunakan Media Queries CSS
    Terapkan style yang berbeda berdasarkan karakteristik perangkat seperti lebar layar, tinggi layar, atau orientasi.
  • Gunakan Unit Relatif
    Manfaatkan unit seperti %, vw (viewport width), vh (viewport height), em, dan rem agar elemen dapat menyesuaikan ukurannya secara fleksibel.
  • Optimasi Gambar
    Pastikan gambar responsif dan ukurannya disesuaikan untuk berbagai perangkat agar tidak memperlambat waktu muat.
  • Uji di Berbagai Perangkat
    Selalu uji tampilan website Anda di berbagai ukuran layar dan peramban.

Version Control System (VCS) seperti Git adalah alat yang sangat krusial dalam pengembangan perangkat lunak, termasuk frontend.

Kesalahan Umum

Tidak menggunakan Git sama sekali atau hanya menggunakannya secara minimal tanpa memahami potensi penuhnya. Pemula mungkin merasa ini terlalu rumit di awal.

Dampaknya
  • Sulit Melacak Perubahan: Jika terjadi kesalahan, sulit untuk kembali ke versi kode sebelumnya yang berfungsi.
  • Risiko Kehilangan Kode: Tanpa backup terpusat (seperti di GitHub, GitLab, Bitbucket), risiko kehilangan pekerjaan lebih besar.
  • Kolaborasi Tidak Efisien: Sangat sulit bekerja dalam tim tanpa VCS.
  • Takut Bereksperimen: Tanpa kemampuan untuk membuat branch dan kembali dengan mudah, pemula mungkin takut mencoba fitur baru atau melakukan refaktor kode.
Cara Menghindarinya
  • Pelajari Dasar-Dasar Git
    Mulailah dengan perintah dasar seperti git init, git add, git commit, git status, git log, git branch, git checkout, dan git merge.
  • Gunakan Layanan Hosting Repositori
    Buat akun di GitHub, GitLab, atau Bitbucket dan biasakan untuk melakukan push kode Anda secara berkala. Ini juga bagus untuk membangun portofolio.
  • Buat Commit Secara Berkala dengan Pesan yang Jelas
    Setiap kali Anda menyelesaikan satu unit pekerjaan kecil atau memperbaiki bug, buatlah commit dengan pesan yang deskriptif.
  • Manfaatkan Branching
    Gunakan branch untuk mengerjakan fitur baru atau eksperimen tanpa mengganggu kode utama yang stabil.

Menjadi seorang frontend developer adalah perjalanan pembelajaran yang berkelanjutan. Membuat kesalahan adalah bagian dari proses, tetapi dengan mengenali kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan pemula ini, Anda dapat menghindarinya

lebih awal. Fokuslah pada pemahaman konsep dasar, tulis kode yang bersih dan terstruktur, perhatikan pengalaman pengguna di semua perangkat, dan manfaatkan alat bantu seperti Git. Dengan demikian, Anda akan lebih cepat berkembang menjadi frontend developer yang andal dan menghasilkan karya yang berkualitas.

Selamat belajar dan teruslah berkarya!

Contact Us

NURUL FIKRI ACADEMY TRAINING CENTER
Jl. Lenteng Agung Raya No. 20C Srengseng Sawah
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

© 2023 Nurul Fikri Academy. All Rights Reserved Owned by PT Nurul Fikri Cipta Inovasi