Memasuki dunia frontend development memang seru sekaligus menantang. Banyak hal baru yang perlu dipelajari, mulai dari HTML, CSS, hingga JavaScript dan berbagai framework-nya. Namun, dalam perjalanan belajar tersebut, para pemula seringkali melakukan beberapa kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari. Mengetahui kesalahan ini lebih awal akan membantu Anda membangun fondasi yang lebih kuat dan menghasilkan kode yang lebih baik, serta website yang lebih optimal baik bagi pengguna maupun mesin pencari (SEO). Berikut adalah 5 kesalahan umum yang sering dilakukan pemula frontend beserta cara menghindarinya: 1. Mengabaikan Semantik HTML HTML bukan hanya tentang menyusun elemen agar tampil di peramban. Lebih dari itu, HTML memiliki makna semantik yang penting. Kesalahan Umum Banyak pemula terjebak menggunakan elemen <div> dan <span> secara berlebihan untuk segala keperluan tata letak dan pembungkusan konten, tanpa memperhatikan makna dari konten itu sendiri. Misalnya, menggunakan <div> untuk judul, navigasi, atau footer. Dampaknya Cara Menghindarinya Baca Juga: 2. Tidak Memahami CSS Box Model & Specificity CSS adalah kunci untuk tampilan visual website. Namun, tanpa pemahaman yang benar tentang konsep dasarnya, menata elemen bisa menjadi mimpi buruk. Kesalahan Umum Dampaknya Cara Menghindarinya 3. Menulis Kode JavaScript yang Tidak Terstruktur JavaScript memberikan interaktivitas pada website, namun kode yang berantakan bisa menjadi sumber masalah besar. Kesalahan Umum Dampaknya Cara Menghindarinya 4. Melupakan Aspek Responsif (Responsive Design) Saat ini, pengguna mengakses website dari berbagai ukuran layar, mulai dari smartphone, tablet, hingga monitor desktop besar. Kesalahan Umum Mendesain dan mengembangkan website hanya dengan mempertimbangkan tampilan di satu ukuran layar (biasanya desktop), sehingga tampilan menjadi berantakan atau sulit digunakan pada gawai lain. Dampaknya Cara Menghindarinya 5. Kurang Memanfaatkan Version Control System (Git) Version Control System (VCS) seperti Git adalah alat yang sangat krusial dalam pengembangan perangkat lunak, termasuk frontend. Kesalahan Umum Tidak menggunakan Git sama sekali atau hanya menggunakannya secara minimal tanpa memahami potensi penuhnya. Pemula mungkin merasa ini terlalu rumit di awal. Dampaknya Cara Menghindarinya Menjadi seorang frontend developer adalah perjalanan pembelajaran yang berkelanjutan. Membuat kesalahan adalah bagian dari proses, tetapi dengan mengenali kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan pemula ini, Anda dapat menghindarinya lebih awal. Fokuslah pada pemahaman konsep dasar, tulis kode yang bersih dan terstruktur, perhatikan pengalaman pengguna di semua perangkat, dan manfaatkan alat bantu seperti Git. Dengan demikian, Anda akan lebih cepat berkembang menjadi frontend developer yang andal dan menghasilkan karya yang berkualitas. Selamat belajar dan teruslah berkarya!
Architecture Animation with Blender
Architecture Animation with Blender – Merupakan lanjutan dari kelas Modelling Animation dengan fokus pembelajaran ke arah pembuatan model-model arsitektur dan berbagai bentuk propertinya. Animasi yang dihasilkan lebih banyak menggunakan teknik Walk Through dan Tracking. Baca Juga: Blender adalah aplikasi Open Source yang dapat di download secara gratis yang berfungsi untuk melakukan 3D Model editing. Fitur-fitur yang ada dalam Blender sudah cukup untuk dapat melakukan 3D model animation, bahkan beberapa film animasi yang dibuat menggunakan Blender mendapatkan penghargaan internasional. Setelah selesai training, peserta diharapkan dapat membuat model-model 3 dimensi di bidang arsitektur dan mengatur pergerakannya menjadi sebuah animasi walkthrough. Tujuan Setelah mengikuti training ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan: Siapa yang seharusnya mengikuti ? Prasyarat Agar mendapatkan hasil yang maksimal dari training ini maka para peserta sebaiknya memiliki pengetahuan sebagai berikut: Durasi & Biaya Pokok Bahasan
3D Character Animation with Blender
3D Character Animation with Blender – Level tertinggi dari paket animasi 3 dimensi menggunakan  Blender. Akan dibahas teknik pembuatan karakter dan animasinya. Termasuk efek-efek khusus menggunakan Particle, Physics, dan Open GL. Baca Juga: Blender adalah aplikasi Open Source yang dapat di download secara gratis yang berfungsi untuk melakukan 3D Model editing. Fitur-fitur yang ada dalam Blender sudah cukup untuk dapat melakukan 3D model animation, bahkan beberapa film animasi yang dibuat menggunakan Blender mendapatkan penghargaan internasional. Setelah selesai training, peserta diharapkan dapat membuat berbagai bentuk karakter 3 dimensi dan membuat pergerakannya menjadi sebuah film animasi. Tujuan Setelah mengikuti training ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan: Siapa yang seharusnya mengikuti? Prasyarat Agar mendapatkan hasil yang maksimal dari training ini maka para peserta sebaiknya memiliki pengetahuan sebagai berikut: Durasi & Biaya Pokok Bahasan
Modelling Animation with Blender
Modelling Animation dengan Blender – Kelas khusus desain grafis menggunakan program aplikasi animasi 3 dimensi Blender. Program aplikasi berbasis Open Source ini akan digunakan untuk membuat berbagai bentuk gambar 3 dimensi dan file animasi sederhana. Baca Juga: Blender adalah aplikasi Open Source yang dapat di download secara gratis yang berfungsi untuk melakukan 3D Model editing. Fitur-fitur yang ada dalam Blender sudah cukup untuk dapat melakukan 3D model animation, bahkan beberapa film animasi yang dibuat menggunakan Blender mendapatkan penghargaan internasional. Setelah selesai training, peserta diharapkan dapat membuat model-model 3 dimensi sederhana dan mengatur pergerakannya dalam animasi frame by frame. Tujuan Siapa yang seharusnya mengikuti? Modelling Animation dengan Blender – Prasyarat Agar mendapatkan hasil yang maksimal dari training ini maka para peserta sebaiknya memiliki pengetahuan sebagai berikut: Durasi & Biaya Pokok Bahasan
Tiga Prodi Fakultas Teknik UNESA Divisitasi Tim Asesor ASIIN
Surabaya – Tiga program studi (prodi) Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mendapat kunjungan tim asesor dari Akreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN), sebuah lembaga akreditasi internasional berbasis di Jerman. Kunjungan ini merupakan tahap penting dalam proses penilaian akreditasi guna memastikan kualitas pendidikan ketiga prodi tersebut sesuai standar global. Prodi yang Menjalani Asesmen Adapun ketiga prodi yang dinilai meliputi: Pendidikan Teknik Informatika, Teknik Mesin dab Teknik Elektro. Proses ini mencakup evaluasi kurikulum, fasilitas pembelajaran, serta kesiapan lulusan dalam menghadapi tantangan industri. Dengan meraih akreditasi ASIIN, UNESA berpeluang memperkuat reputasi akademiknya di kancah internasional. NF Academy Dilibatkan sebagai Mitra Industri Sebagai bagian dari penilaian, NF Academy turut diundang sebagai perwakilan dunia industri, pada Selasa (6/52025). Keikutsertaan lembaga pelatihan dan sertifikasi teknologi informasi ini memberikan perspektif praktis mengenai keselarasan antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Kolaborasi dengan industri menjadi salah satu indikator penilaian ASIIN, mengingat relevansi keilmuan dengan dunia profesional merupakan faktor kunci dalam akreditasi internasional. Dampak Positif Akreditasi ASIIN bagi UNESA Apabila berhasil meraih akreditasi, ketiga prodi tersebut akan semakin diakui kredibilitasnya secara global. Hal ini berdampak pada: “Kami terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan mengacu pada standar terbaik, termasuk melalui akreditasi internasional seperti ASIIN,” ungkap perwakilan UNESA. Dengan komitmen ini, UNESA semakin menegaskan dedikasinya dalam menghasilkan lulusan yang unggul dan kompetitif di tingkat global. Sumber: Situs Resmi UNESA Foto: Dokumentasi Tim ASIIN selama kunjungan ke Fakultas Teknik UNESA
5 Tips Desain Grafis untuk Pemula
Desain grafis adalah bidang kreatif yang membutuhkan pemahaman dasar tentang elemen visual, tipografi, dan komposisi. Bagi pemula, memulai perjalanan di dunia desain grafis bisa terasa menantang. Berikut adalah 5 tips desain grafis untuk pemula yang dapat membantu Anda menghasilkan karya yang lebih profesional dan menarik. 1. Pelajari Dasar-Dasar Desain Sebelum terjun ke proyek kompleks, pahami prinsip dasar desain seperti: Baca juga: 2. Gunakan Warna dengan Bijak Pemilihan warna yang tepat dapat memperkuat pesan desain. Gunakan palet warna yang konsisten dan pelajari psikologi warna untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Tools seperti Adobe Color atau Coolors dapat membantu memilih kombinasi warna yang serasi. 3. Kuasai Tipografi Tipografi adalah salah satu aspek terpenting dalam desain. Beberapa tips untuk pemula: 4. Manfaatkan Tools Desain dengan Optimal Ada banyak software desain grafis yang bisa dipelajari, seperti: Pelajari fitur dasar dan eksperimen dengan tools tersebut untuk meningkatkan skill. 5. Terus Berlatih dan Ikuti Tren Seperti keterampilan lainnya, desain grafis membutuhkan latihan konsisten. Cobalah untuk: Dengan menerapkan tips ini, pemula dapat mengembangkan kemampuan desain grafis secara bertahap dan menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Baca juga: Semoga artikel ini membantu!
10 Aplikasi Desain Visual Terbaik: Gratis dan Berbayar
Di era digital seperti sekarang, kemampuan untuk membuat desain visual yang menarik sangat dibutuhkan, baik untuk keperluan bisnis, konten media sosial, maupun proyek pribadi. Untungnya, ada banyak aplikasi desain visual—baik gratis maupun berbayar—yang bisa membantu Anda mewujudkan ide kreatif dengan mudah. Berikut adalah 10 aplikasi desain visual terbaik yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dan budget: 1. Canva Canva – Platform desain berbasis web yang mudah digunakan, cocok untuk pemula dengan ribuan template siap pakai. Tersedia versi gratis dan Pro dengan fitur lebih canggih. Kelebihan: Kekurangan: Harga: Gratis dengan opsi Canva Pro (~$12,99/bulan). Baca juga: 2. Adobe Photoshop Adobe Photoshop – Software editing foto dan desain grafis profesional dengan fitur lengkap seperti layer, masking, dan brush kustom. Standar industri untuk desainer. Kelebihan: Kekurangan: Harga: Mulai ~$20,99/bulan (Adobe Creative Cloud). 3. Figma Figma – Alat desain UI/UX berbasis cloud dengan kolaborasi real-time, cocok untuk tim pengembang aplikasi dan website Kelebihan: Kekurangan: Harga: Gratis untuk 3 proyek, Figma Professional (~$12/editor/bulan). 4. GIMP GIMP – Alternatif gratis Photoshop dengan fitur editing foto yang kuat, open-source, dan mendukung plugin tambahan. Kelebihan: Kekurangan: Harga: 100% gratis. 5. CorelDRAW CorelDRAW – Software desain vektor premium untuk ilustrasi, layout, dan typography, sering digunakan di industri percetakan. Kelebihan: Kekurangan: Harga: Mulai ~$249/tahun. 6. Inkscape Inkscape – Aplikasi desain vektor gratis yang mirip Adobe Illustrator, mendukung format SVG dan cocok untuk ilustrasi digital Kelebihan: Kekurangan: Harga: Gratis. 7. Procreate Inkscape – Aplikasi desain vektor gratis yang mirip Adobe Illustrator, mendukung format SVG dan cocok untuk ilustrasi digital. Kelebihan: Kekurangan: Harga: ~$9,99 (one-time purchase). 8. Affinity Designer Affinity Designer – Alternatif Adobe Illustrator dengan pembayaran sekali, mendukung desain vektor dan raster dengan performa cepat. Kelebihan: Kekurangan: Harga: ~$69,99 (one-time). 9. Pixlr Pixlr – Editor foto online yang ringan dengan fitur AI, bisa digunakan langsung di browser tanpa instalasi. Kelebihan: Kekurangan: Harga: Gratis, Premium ~$1,99/bulan. 10. Gravit Designer Gravit Designer – Tool desain vektor berbasis cloud dengan versi gratis yang cukup lengkap, cocok untuk logo dan ilustrasi Kelebihan: Kekurangan: Harga: Gratis, Pro ~$49/tahun. Semua aplikasi ini menawarkan fitur unggulan, baik gratis maupun berbayar, untuk mendukung berbagai kebutuhan desain visual. Pilihan aplikasi desain visual sangat beragam, mulai dari yang gratis seperti Canva, GIMP, dan Inkscape, hingga yang berbayar seperti Adobe Photoshop, CorelDRAW, dan Procreate. Jika Anda pemula, coba dulu yang gratis sebelum berinvestasi di tools premium. Aplikasi mana yang paling cocok untuk Anda? Coba beberapa pilihan di atas dan kembangkan kreativitas tanpa batas!
Perbandingan Canva vs Adobe Photoshop
Dalam dunia desain grafis, Canva dan Adobe Photoshop adalah dua alat populer yang sering dibandingkan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna. Artikel ini akan membedah perbandingan keduanya dari segi fitur, kemudahan penggunaan, harga, dan tujuan penggunaannya. 1. Kemudahan Penggunaan Kesimpulan: Canva lebih mudah digunakan, sementara Photoshop memerlukan pembelajaran lebih lama. Baca juga: 2. Fitur dan Fleksibilitas Kesimpulan: Photoshop lebih unggul dalam hal fitur dan fleksibilitas, tetapi Canva lebih efisien untuk desain sederhana. 3. Harga dan Aksesibilitas Kesimpulan:Canva lebih terjangkau untuk kebanyakan pengguna, sementara Photoshop lebih cocok untuk profesional yang membutuhkan alat lengkap. 4. Tujuan Penggunaan Jika Anda membutuhkan desain cepat dan simpel, Canva adalah pilihan terbaik. Namun, jika Anda bekerja di industri kreatif yang memerlukan editing mendalam, Photoshop lebih unggul.
Semangat Kartini 2025: Emansipasi di Era Digital
21 April 2025 menjadi momen refleksi bagi bangsa Indonesia untuk menghidupkan kembali semangat R.A. Kartini dalam konteks kekinian. Di era digital ini, makna emansipasi berevolusi melampaui sekadar kesetaraan pendidikan, mencakup kesempatan di bidang teknologi, kepemimpinan, dan ekonomi digital. Artikel ini akan mengulas sejarah perjuangan Kartini, pencapaian perempuan Indonesia saat ini, serta bagaimana generasi muda dapat melanjutkan warisan pemikirannya di era digital Kilas Balik Perjuangan Kartini Raden Ajeng Kartini (1879–1904) dikenal melalui surat-suratnya yang terkumpul dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Menurut Arsip Nasional RI (anri.go.id), pemikirannya mencakup: Emansipasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025 menunjukkan: Contoh inspiratif: Tiga Langkah Jadi Kartini Modern 5. Penutup dan Ajakan Beraksi “Setiap perempuan adalah Kartini masa kini.” Di tahun 2025, mari wujudkan semangatnya dengan:
15+ Aplikasi Fullstack Web Developer Terbaik 2025
Menjadi seorang fullstack web developer di tahun 2025, Anda membutuhkan penguasaan berbagai teknologi/alat (tools) canggih untuk mengoptimalkan alur kerja pengembangan web. Untuk memudahkan pekerjaan, banyak aplikasi dan alat (tools) yang dapat membantu developer dalam membangun aplikasi web secara efisien. Berikut daftar lengkap 15+ aplikasi terbaik yang dikategorikan berdasarkan fungsinya, dilengkapi deskripsi mendalam dan analisis fitur. Baca Juga : 1. Tools Frontend Developer 1.1 Visual Studio Code (Gratis) Visual Studio Code (VS Code) adalah code editor open-source yang dikembangkan oleh Microsoft. Ringan namun powerful, VS Code mendukung berbagai bahasa pemrograman dan framework melalui ekstensi. 1.2 WebStorm (Premium) Integrated Development Environment (IDE) profesional yang dikembangkan oleh JetBrains khusus untuk pengembangan JavaScript dan teknologi web modern. 1.3 Storybook (Gratis) Storybook adalah Tools untuk mengembangkan komponen UI secara terisolasi. 2. Framework Frontend 2.1 Next.js (Gratis) Next.js adalah Framework React untuk aplikasi server-side rendering. 2.2 SvelteKit (Gratis) SvelteKit adalah framework fullstack resmi untuk membangun aplikasi web dengan Svelte. Berbeda dengan React (Next.js) atau Vue (Nuxt.js), SvelteKit menggabungkan frontend dan backend dalam satu codebase dengan performa tinggi. 3. Tools Desain UI/UX 3.1. Figma (Gratis & Premium) Figma adalah alat desain berbasis cloud yang memungkinkan kolaborasi real-time dalam membuat UI/UX, prototipe, dan sistem desain. 3.2 Adobe XD (Freemium) Adobe XD adalah Tool desain UX dari Adobe. 4. Tools Backend Development 4.1 Postman (Gratis & Premium) Postman adalah platform API yang memungkinkan pengujian, dokumentasi, dan monitoring API (REST, GraphQL). 4.2 Insomnia (Gratis & Premium) Insomnia adalah salah satu alternatif dari Postman yang lebih ringan dan fokus pada pengujian (testing) serta pengembangan API (REST, GraphQL, gRPC, dll). 5. Sistem Database 3.1 MongoDB Compass (Gratis) MongoDB adalah GUI resmi MongoDB untuk mengelola database NoSQL secara visual. 5.2 Supabase (Freemium) Subase adalah alternatif open-source dari Firebase, yang menawarkan berbagai fitur backend modern dengan basis PostgreSQL dan teknologi open-source lainnya. 6. DevOps & Deployment 6.1 Docker (Freemium) Docker adalah platform containerization yang memungkinkan pengembang untuk mengemas aplikasi beserta semua dependensinya ke dalam sebuah container yang ringan, portabel, dan dapat dijalankan di berbagai lingkungan secara konsisten. 6.2 Kubernetes (Gratis) Kubernetes (K8s) adalah sistem orkestrasi container open-source yang dikembangkan oleh Google (sekarang dikelola oleh Cloud Native Computing Foundation/CNCF) untuk mengotomatisasi deployment, scaling, dan manajemen aplikasi yang berjalan dalam container (seperti Docker). 7. Tools Testing 7.1 Cypress (Freemium) Cypress adalah framework testing end-to-end (E2E) modern untuk aplikasi web yang memungkinkan pengujian secara real-time, otomatis, dan interaktif. 7.2 Jest (Gratis) Jest adalah framework testing JavaScript yang dikembangkan oleh Facebook, dirancang untuk membuat pengujian (testing) aplikasi JavaScript menjadi cepat, mudah, dan andal. 8. Tools Produktivitas 8.1 Warp Terminal (Freemium) Warp Terminal adalah terminal modern berbasis AI yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas developer. 8.2 Raycast (Freemium) Raycast adalah launcher super cepat untuk developer & tim. 9. Monitoring & Analytics 9.1 Sentry (Freemium) Sentry adalah platform error monitoring real-time untuk melacak, diagnosa, dan perbaikan crash di aplikasi (web, mobile, backend). 9.2 Datadog (Premium) Datadog adalah platform cloud monitoring dan analytics yang membantu tim mengawasi performa aplikasi, infrastruktur, serta log secara real-time. 10. CMS & Konten Tools 10.1 Sanity (Freemium) Sanity adalah headless CMS modern berbasis React & JavaScript. 10.2 Strapi (Freemium) Strapi adalah open-source headless CMS berbasis Node.js. Dengan memilih kombinasi tools yang tepat dari daftar di atas, Anda dapat membangun alur kerja pengembangan fullstack yang efisien dan produktif di tahun 2025. Setiap tools memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi pilihlah berdasarkan kebutuhan spesifik proyek Anda. Tips Profesional: Kuasai alat secara bertahap, jangan mencoba mempelajari semuanya sekaligus! Tools mana yang akan Anda coba tahun ini? Bagikan di komentar!