Puasa Asyura (10 Muharram) merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki keistimewaan besar dalam Islam. Berdasarkan hadits sahih, puasa ini menghapus dosa setahun sebelumnya. Artikel ini akan membahas hukum, keutamaan, tata cara, dan hikmah puasa Asyura berdasarkan dalil shahih dari Shahih Bukhari dan Muslim.
Hukum dan Dalil Puasa Asyura
Puasa Asyura disunnahkan (mustahab) berdasarkan kesepakatan ulama. Dalilnya:
Hadits Shahih Muslim No. 1162:
“Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab: ‘Menghapus dosa setahun yang lalu.‘”
Hadits Shahih Bukhari No. 2004:
“Dari Ibnu Abbas RA: ‘Aku tidak pernah melihat Nabi SAW begitu bersemangat berpuasa pada suatu hari yang beliau utamakan atas hari lain kecuali hari Asyura.‘”
Keutamaan Puasa Asyura
Berikut keistimewaan puasa Asyura berdasarkan hadits:
- Penghapus Dosa Setahun Lalu (HR. Muslim 1162).
- Puasa Paling Dicintai Nabi setelah Ramadhan (HR. Muslim).
- Tradisi Nabi & Umat Terdahulu (Yahudi juga berpuasa Asyura, lalu Nabi memerintahkan umat Islam untuk menyelisihi mereka dengan puasa 9 & 10 Muharram).
Tata Cara Puasa Asyura
Waktu Puasa
- 10 Muharram (utama).
- 9 + 10 Muharram (lebih afdhal untuk menyelisihi Yahudi).
Rasulullah SAW bersabda: “Jika aku masih hidup tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Tasu’a)“. (HR. Muslim, No. 1134)
Niat Puasa Asyura
Niat dalam hati (tidak harus dilafalkan):
Niat dalam hati (tidak harus dilafalkan):
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.“
(Aku niat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala.)Aktivitas yang Dianjurkan
- Memperbanyak sedekah.
- Membaca Al-Qur’an & berdzikir.
- Menjaga silaturahmi.
Hikmah Puasa Asyura
- Mengikuti Sunnah Nabi (ittiba’).
- Mendapatkan ampunan dosa.
- Menyelisihi tradisi Yahudi & Nasrani.
- Melatih kesabaran & ketakwaan.
Baca Juga:
- Selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1447 H: Refleksi, Harapan, dan Perubahan
- Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 H
FAQ Seputar Puasa Asyura
Boleh, tetapi kurang sempurna karena Nabi ingin menyelisihi Yahudi dengan puasa 9+10 Muharram.
Tetap sah selama tidak makan/minum sejak subuh (niat puasa boleh di malam hari atau sebelum fajar).
Tidak disunnahkan, kecuali puasa rutin (Senin-Kamis, Daud, dll).